Cari Blog Ini

Sabtu, 18 Februari 2012

Knalpot Purbalingga Tembus Pasar Malaysia dan Lebanon

Purbalingga – Knalpot buatan perajin Purbalingga mendapat kepercayaan dari perusahaan peralatan kendaraan perang di Bandung. Perusahaan itu meminta perajin memasok knalpot kendaraan tempur panser dan tank yang dipesan Malaysia dan Lebanon.

Menurut perajin knalpot Purbalingga, Muhajirin MS (53), industri peralatan kendaraan perang pada tahun 2011 secara rutin meminta pasokan knalpot panser dari perajin Purbalingga. Hingga April, perajin telah mengirimkan 11 unit knalpot panser Anoa Lebanon dan 32 unit knalpot pesanan panser Malaysia.
Knalpot itu lengkap termasuk bagian mufler (kendang knalpot) dan exhause (pipa pengeluaran). “Kami diminta memasok knalpot kendaraan tempur Panser Anoa 6 x 6 yang dipesan Malaysia dan Lebanon,” kata perajin yang telah menekuni usaha knalpot sejak usia 30 tahun.
Panser Anoa 6 x 6 sejenis kendaraan tempur pengangkut personil atau APC (Armoured Personal Carrier) dengan sistem penggerak 6 roda simetris. Sebelumnya, Muhajirin secara rutin memasok mufler knalpot untuk jenis kendaraan panser mortir, recovery dan Anoa-2.
Dikatakan, dipilihnya knalpot Purbalingga oleh perusahaan peralatan kendaraan perang karena produknya berkualitas baik dan mampu meredam suara. Kerjasama itu terjalin sejak tahun 2009-2010. Pada tahun itu perusahaan memesan knalpot untuk tank-tank milik TNI. Jumlah permintaan rata-rata 150 buah knalpot per tahun atau tergantung pesanan pembuatan tank oleh TNI kepada perusahaan tersebut.
“Knalpot buatan Purbalingga mampu meredam suara bising, tenaga lebih kuat dan mampu lebih menghemat bahan bakar. Berdasarkan keunggulan itu perusahaan mempercayai agar kami memasok knalpot untuk tank TNI,” kata Muhajirin yang kini memiliki 18 orang karyawan.
Muhajirin menjelaskan, knalpot kendaraan tank dan panser harus dibuat kuat dengan besi galvanis ukuran 1,6 mm. Satu unit knalpot panser rata-rata berukuran 90 x 70 cm. Setiap lembar besi galvanis mampu untuk membuat tiga buah mufler knalpot. Harga satu unit knalpot lengkap sekitar Rp 5 juta, sedang bagian mufler berkisar antara Rp 700 ribuan.
Selain itu, perajin juga mendapat tawaran untuk memasok ujung knalpot mobil Mercy model terbaru ke Dubai dan Jerman. Order per bulan mencapai 1000-3000 unit. “Kami sedang memesan alat cetakan knalpotnya di Bandung. Harga alatnya sekitar Rp 170 juta,” katanya.
Muhajirin mengatakan, ada beberapa kendala yang mempengaruhi perkembangan produksi knalpot, salah satunya peralatan. Pemkab sedianya selalu membimbing IKM dengan memberikan dukungan permodalan dan perlatan. Permodalan untuk meningkatkan produksi, sedangkan peralatan untuk meningkatkan mutu produk.

0 komentar:

Posting Komentar