Purbalingga – Knalpot
buatan perajin Purbalingga mendapat kepercayaan dari perusahaan
peralatan kendaraan perang di Bandung. Perusahaan itu meminta perajin
memasok knalpot kendaraan tempur panser dan tank yang dipesan Malaysia dan Lebanon.
Menurut perajin knalpot Purbalingga, Muhajirin MS
(53), industri peralatan kendaraan perang pada tahun 2011 secara rutin
meminta pasokan knalpot panser dari perajin Purbalingga. Hingga April,
perajin telah mengirimkan 11 unit knalpot panser Anoa Lebanon dan 32
unit knalpot pesanan panser Malaysia.
Knalpot itu lengkap termasuk bagian mufler (kendang
knalpot) dan exhause (pipa pengeluaran). “Kami diminta memasok knalpot
kendaraan tempur Panser Anoa 6 x 6 yang dipesan Malaysia dan Lebanon,”
kata perajin yang telah menekuni usaha knalpot sejak usia 30 tahun.
Panser Anoa 6 x 6 sejenis kendaraan
tempur pengangkut personil atau APC (Armoured Personal Carrier) dengan
sistem penggerak 6 roda simetris. Sebelumnya, Muhajirin secara rutin
memasok mufler knalpot untuk jenis kendaraan panser mortir, recovery dan
Anoa-2.
Dikatakan, dipilihnya knalpot Purbalingga oleh
perusahaan peralatan kendaraan perang karena produknya berkualitas baik
dan mampu meredam suara. Kerjasama itu terjalin sejak tahun 2009-2010.
Pada tahun itu perusahaan memesan knalpot untuk tank-tank milik TNI.
Jumlah permintaan rata-rata 150 buah knalpot per tahun atau tergantung
pesanan pembuatan tank oleh TNI kepada perusahaan tersebut.
“Knalpot buatan Purbalingga mampu meredam suara
bising, tenaga lebih kuat dan mampu lebih menghemat bahan bakar.
Berdasarkan keunggulan itu perusahaan mempercayai agar kami memasok
knalpot untuk tank TNI,” kata Muhajirin yang kini memiliki 18 orang
karyawan.
Muhajirin menjelaskan, knalpot kendaraan tank dan
panser harus dibuat kuat dengan besi galvanis ukuran 1,6 mm. Satu unit
knalpot panser rata-rata berukuran 90 x 70 cm. Setiap lembar besi
galvanis mampu untuk membuat tiga buah mufler knalpot. Harga satu unit
knalpot lengkap sekitar Rp 5 juta, sedang bagian mufler berkisar antara
Rp 700 ribuan.
Selain itu, perajin juga mendapat tawaran untuk memasok ujung knalpot mobil Mercy model terbaru ke Dubai dan Jerman.
Order per bulan mencapai 1000-3000 unit. “Kami sedang memesan alat
cetakan knalpotnya di Bandung. Harga alatnya sekitar Rp 170 juta,”
katanya.
Muhajirin mengatakan, ada beberapa kendala yang
mempengaruhi perkembangan produksi knalpot, salah satunya peralatan.
Pemkab sedianya selalu membimbing IKM dengan memberikan dukungan
permodalan dan perlatan. Permodalan untuk meningkatkan produksi,
sedangkan peralatan untuk meningkatkan mutu produk.
0 komentar:
Posting Komentar